MOJOKERTO
Selama ini Mojokerto
hanya dikenal sebagai salah satu kota kecil di tanah air tercinta, bahkan tidak
banyak dari mereka (masyarakat luar kota) yang mengerti jika ada sebuah kota di
tempat ini. Meskipun ada sebagian dari mereka (masyarakat yang mengerti)
menganggap daerah ini hanya merupakan salah satu peninggalan
"Majapahit", kerajaan terbesar Asia tenggara pada abad ke-14 (Eastjava
: Memory of Majapahit) yang sempat Berjaya sebelum akhirnya ditumbangkan
oleh kerajaan Singasari (sekarang Malang). Dan juga sosok mahapatih yang
berjasa besar dalam mempersatukan Nusantara ( Gajahmada dan sumpah Palapanya).
Sebagai warga
Mojokerto baik di kota maupun kabupaten yang sering keluar masuk bahkan menetap
(warga kota) di kota Mojokerto secara tak sadar telah memasuki wilayah pusat
kerajaan besar ini selain di Trowulan (wilayah kabupaten) dan Mojoagung (daerah
Jombang) sebagai pintu gerbang Majapahit sebelah barat. Bila kita masuk ke
kota, maka yang kita jumpai adalah beberapa nama-nama jalan besar di kota ini
yang jika disebutkan rasanya tidak asing lagi ditelinga kita dan pernah kita
pelajari waktu kita masih duduk di bangku Sekolah Dasar (Sejarah Majapahit).
Yakni nama-nama jalan tersaebut antara lain;
Jl. Gajahmada : Nama mahapatih Majapahit masa pemerintahan raja
Jayanegara.
Jl. Majapahit : Jelas nama kerajaan
Jl. Bhayangkara : Nama prajurit Majapahit dibawah pimpinan Patih
Gajahmada.
Jl. Raden Wijaya : Nama raja sekaligus pendiri Majapahit.
Jl. Empunala : Nama tumenggung Majapahit.
Nama-nama
tersebut di atas seakan membawa kita kedalam jaman kerajaan bebearapa abad silam.
Kecuali untuk jalan Pahlawan (juga terdapat makam pahlawan) yang dibuat untuk
mengenang jasa para pahlawan yang gugur dalam memperebutkan bangsa Indonesia
dari tangan penjajah lebih dari enam puluh tahun yang lalu.
Adapun tradisi yang rutin diadakan tiap
tahun sekali oleh pemkot Mojokerto dan Surabaya dalam memperingati Hari
Pahlawan (10 Nopember) yaitu “Gerak Jalan Mojokerto – Suroboyo” yang startnya
di Alun-alun Mojokerto dan finis di Tugu Pahlawan Surabaya (55 km lebih).
Biasanya yang turut memeriahkan adalah masyarakat, polisi, tentara, pol-PP, dan
banyak lagi lainnya. Peserta juga akan mendapat hadiah untuk berisan yang
tertib, rapi, kompak, dan lain lain. Meski begitu tidak sedikit juga peserta
yang melanggar persyaratan2 yang diberikan dalam acara tersebut. Bahkan ada
juga, mungkin karena kecapakan di tengah jalan eh malah nggandol (nunut,
numpang gratis) truk-truk atau apalah yang kala itu sedang melintas di bypass
(jalan Surabaya-Mojokerto). Sambil nyanyi-nyanyi dijalan, seru sekali ternyata
dan biasanya lagu yang dinyanyikan diantaranya adalah lagu kebangsaan, lagu
daerah, bahkan dangdut. Dan acara berlangsung meriah.
Acara lain yang
rutin diselenggarakan Mojokerto adalah “Karnaval” dimana tiap2 kelurahan,
Organisasi, Sekolah dan lain sebagainya turut serta memeriahkan acara ini. Berjalan
mengelilingi kota Mojokerto dengan merias tubuh, muka, kendaraan, dan yang tak
kalah serunya adalah pertunjukan atraksi. Kalau dilihat memang para peserta
yang lucu-lucu itu yang menjadi daya tarik tersendiri dalam tradisi unik
tersebut. Tiap karnaval ini hendak berlangsung, pinggiran jalan-jalan di kota
ini selalu dipenuhi warga yang tidak mau ketinggalan untuk menyaksikan sehingga
jalan masuk kota terpaksa harus ditutup oleh “pakpho” (pak polisi) untuk
menghindari kemacetan. Acara ini juga selalu meriah tiap kali diadakan dan
disambut hangat serta selalu di nantikan oleh masyarakat Mojokerto dan
sekitarnya.
Sebenarnya masih
banyak lagi event-event rutin lainnya di kota Mojokerto yang diselenggarakan
tiap tahun, namun belum saya tuliskan karena memang belum saya pelajari.
Seperti, pesta kembang api, Jalan sehat, Sepeda santai, sepeda hias, dan
masih banyak lagi. Mohon maaf jika tulisannya agak memprihatinkan, maklum
saya kan bukan penulis.
Surabaya,
11 Desember 2013