Rabu, 16 November 2016

MINORITAS MUSLIM DI CINA



A.    PENDAHULUAN
Islam sampai ke Cina melalui dua jalur perdagangan, pertama-tama melalui jalan laut, dan kemudian melalui jalan darat. Jalan darat yang dilalui para pedagang dari Arab melintasi Persia, Afghanistan, wilayah Asia Tengah, Bukhara dan Samarkand, sebelum terhenti di daratan Cina bagian Barat Laut. Sementara itu jalur laut, diawali dari laut Arabia, melalui teluk Benggala dan selat Malaka, sebelum mencapai laut Cina Selatan. Pada saat itu, yang menggunkan jalur darat dan laut adalah para pedagang Cina, Persia dan Arab.
 Komunitas muslim di Cina telah meningkat terus-menerus bertahun-tahun melalui imigrasi, perpindahan agama dan perkawinan. Di bawah rezim Mongol (1279-1368), posisi Muslim Cina sangat berpengaruh dan banyak ahli sejarah memandang Dinasti Yuan adalah muslim. Pengaruh ini tidak menurun di bawah Dinasti Ming (1368-1644), sepanjang Dinasti ini muslim menjadi terintegrasi dengan baik dalam kebudayaan Cina tanpa kehilangan identitas muslimnya.
Seiring  berjalannya waktu, Minoritas  Muslim di Cina mengalami adanya pemabatasan dalam kehidupan politik, termasuk dalam pengembangan kultur dan identitasnya, tetapi akar persoalannya semula bukan disebabkan oleh tumbuhnya sikap pembedaan  antar-kelompok dalam masyarakat (mayoritas-minoritas). Keterpurukan nasib muslim lebih disebabkan oleh intervensi atau kepentingan elit dalam upaya menghegemoni atau mempertahankan kekuasaan.
Dalam makalah ini akan dijelaskan lebih mengena tentang sejarah Islam masuk Cina, perkembangannya dan tantangan yang dihadapi oleh minoritas Muslim yang ada di Cina.






B.     PEMBAHASAN
1.      Negara Cina








Cina adalah negara terbesar di Asia dan terbesar ketiga di dunia, hanya Rusia dan Kanada yang lebih besar. Cina memiliki penduduk lebih dari 1,3 miliar orang. Angka itu membentuk hampir 23% dari populasi dunia. Empat dari penemuan-penemuan terbesar dunia mesiu, kompas magnetik, kertas, dan percetakan dikaitkan dengan China. Benda-benda itu digunakan di Cina jauh sebelum dikenal di Barat.[1]
Letak astronomis adalah letak yang dilihat berdasarkan garis lintang dan garis bujur.  Secara astronomis, Cina terletak antara 18º LU-54º LU dan 73º BT-135º BT.[2] Sedangkan Letak Geografis ialah letak suatu daerah dilihat dari kenyataannya di bumi atau posisi daerah itu pada bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lain. Letak geografis ditentukan pula oleh letak astronomis dan letak geologis. Jadi, dilihat dari geografisnya daratan Cina sebagian besar berhadapan dengan Samudera Pasifik dan Laut Cina Selatan.
Lokasi Cina sangat strategis daerahnya luas, dan terletak disebelah selatan bekas Uni Soviet dan Mongolia. Di sebelah timur berbatasan dengan laut yang luas, sedangkan di utara dan barat berupa pegunungan. Sudah sejak zaman dahulu Cina terkenal di dunia dan berhubungan dengan negara-negara lain. Batas-batas negara Cina adalah :
Utara               : Republik Rakyat Mongolia, Rusia, dan  Kazakhstan.
Timur               : Laut Cina timur, Laut Kuning, Korea Utara, dan laut  
                Cina Selatan
Selatan             : Nepal, Bhutan, India, Myanmar, Laos, dan  Vietnam.
Barat                : Kirgistan dan tadzikistan.
Cina memiliki garis pantai sepanjang 14.500 km pada Samudra pasifik. Garis perbatasan daratnya dengan 14 Negara memiliki panjang paling kurang 22.000 km. dengan variasi iklim dan bentang alam yang sangat banyak, Cina dapat dibagi kedalam tiga wilayah utama yaitu bagian barat daya, bagian timur dan utara, dan bagian barat laut. Bagian barat daya merupakan  daerah pegunungan yang dingin. Bagian timur merupakan lahan pemukiman terbesar di negara ini. wilayah bagian barat-laut Cina merupakan kawasan dataran tinggi yang sangat luas.[3]
Sebagian besar orang Cina termasuk ke dalam kelompok etnis yang disebut Han. Cina memiliki 55 kelompok etnis lain dalam berbagai jumlah. Mereka meliputi etnis Zhuang, yang tinggal di barat daya dan secara budaya dekat dengan Han, dan etnis Uighur di barat laut, yang berbicara dalam bahasa Turki dan beragama Islam. Ada juga etnis Hui, yang merupakan etnis Han Cina Muslim, orang Tibet, yang mendiami dataran tinggi Tibet yang luas di barat, dan orang Mongol, yang tinggal di Nei Monggol (Mongolia Dalam).
Mandarin Cina adalah bahasa lisan resmi Cina. Mandarin adalah salah satu dari delapan dialek utama dan banyak dialek kecil lainnya yang membentuk bahasa Cina. Beberapa agama dianut di Cina oleh sebagian kecil orang. Taoisme, Budha, dan Islam masing-masing dianut oleh sekitar 3% dari populasi.[4] Sekitar 1% dari populasi adalah orang Kristen. Secara resmi, Cina adalah sebuah negara ateis (yang menolak keberadaan Tuhan). Ketika Komunis berkuasa pada 1949, mereka menekan agama dan menganiaya banyak pemeluk agama.

2.      Sejarah dan perkembangan Islam di Cina
Terdapat beberapa sumber yang menceritakan bagaimana masuknya Islam ke daratan Cina. Sumber pertama menyebutkan, ajaran Islam pertama kali tiba di Cina dibawa oleh para sahabat Rasul yang hijrah ke Al-Habsya Abyssinia (Ethiopia). Sahabat Nabi hijrah ke Ethopia untuk menghindari kemarahan kemarahan dan amuk massa kaum Quraisy jahiliyah. Mereka antara lain adalah Ruqoyyah, anak perempuan Nabi, Ustman bin Affan, Sa’ad bin Waqqas, paman Rasulullah SAW dan sejumlah sahabat lainnya. Para sahabat hijrah ke Ethiopia itu mendapat perlindungan dari Raja Atsmaha  Negus di kota Axum. Banyak sahabat yang memilih menetap dan tak kembali ke tanah Arab, konon mereka inilah yang kemudian berlayar dan tiba di daratan Cina pada saat Dinasti Sui berkuasa (581 M – 618 M).[5]
Sumber yang lain menyatakan bahwa ekspedisi Arab datang ke Cina di tahun kedua pemerintahan kaisar Yung Way dari dinasti Tang yaitu pada 31 H (651 M) di masa pemerintahan oleh Khalifah Ustman. Delegasi ini  berjumlah 15 orang dan dipimpin oleh Saad Ibn Abi Waqqas, salah seorang sahabat Nabi. Delegasi tersebut datang ke Cina melalui jalur laut dan tiba di Kanton. Kemudian melalui darat pergi ke ibukota Zhang-An (sekarang Xian). Disana mereka disambut oleh kaisar dan diizinkan membangun sebuah masjid. Masjid ini diyakini sebagai masjid pertama di China, yang masih  berdiri sampai sekarang.
Sebagian besar sarjana berpendapat bahwa agama Islam masuk tiongkok pada pertengahan abad ke-7. Peristiwa penting yang terjadi pada masa itu ialah, Khalifah III Utsman bin Affan (577-656) mengirim utusannya yang pertama ke Tiongkok pada tanggal 25 Agustus tahun 651 M (2 Muharam 31 H). Ketika menghadap kaisar Yong Hui dari Dinasti Tang, utusan dari Arab itu memperkenalkan keadaan negerinya serta agama Islam. Sejak saat itulah mulai tersebar agama Islam di Tiongkok.
Islam masuk ke Tiongkok melalu daratan dan lautan. Perjalannan darat dimulai dari Arab sampai ke bagian barat Laut Tiongkok melalui Persia dan Afghanistan. Jalan ini terkenal dengan nama “Jalur Sutra”, sedangkan perjalanan laut dimulai dari teluk Persia dan Laut Arab sampai pelabuhan-pelabuhan Tiongkok seperti Guangzhou, Quanzhou, Hangzhou dan Yangzhou melalui Teluk Benggala, selat Malaka dan Laut Tiongkok Selatan.
Sejalan dengan hubungan perdagangan, terjadi hubungan budaya antara Barat dan Timur. Akulturasi budaya terjadi. Para pendatang banyak yang kemudian menetap dibeberapa wilayah Cina dan menyebarkan ajaran Islam.[6] Mereka membangun komunitas sosial yang unik dengan tradisi dan tata cara yang berbeda dari kebanyakan penduduk asli Cina. Sejarah Cina juga mencatat bahwa Cina melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah perbatasan yang rata-rata dihuni oleh bangsa yang bukan dari kalangan etnis Cina.
Selama dinasti tang, orang-orang Muslim hidup makmur dan dihormati di Cina.[7] Namun meskipun meluas perkawinan campuran, mereka tetap merupakan unsur asing, baik dalam segi Bahasa, asal etnik dan bentuk fisik. Namun banyak kaisar memberikan perlakuan istimewa kepada mereka. Pemberian hak istimewa ini meningkat dibawah Dinasti Siung berikutnya. Ada 86 delegasi dari negara muslim ke Cina antara 31 H (651 M) dan 604 H (1207 M). Terjadi aliran Imigran Muslim secara terus- menerus yang membangun kota-kota Muslim satelit di dekat pelabuhan-pelabuhan terbesar Cina. Mereka membnagun masjid-masjid dan mendirikan lembaga-lembaganya sendiri.
Zaman Dinasti Yuan merupakan zaman yang paling penting bagi perkembangan agama Islam di Cina, karena Agama Islam di Cina berkembang paling pesat dan paling makmur pada zaman itu dan mempunyai kedudukan yang penting, arena politik dan kehidupan masyarakat.[8] Penduduk yang menganut agama Islam bertambah pesat, dan warga Islam Cina banyak mengadakan perhubungan dengan dunia Arab. Masjid di Cina pada zaman itu bertambah banyak. Selain bercirikan seni Arab, reka bentuknya telah menerima seni Cina, karena banyak menggunakan kayu yang diukir.
Pada zaman Dinasti Ming, perkembangan agama Islam di China telah menghadapi rintangan, maharaja pertama Dinasti Ming memandang rendah terhadap agama Islam. Baginda mengeluarkan perintah untuk melarang rakyat menyembelih lembu secara tersendiri dan beberapa dasar yang mendiskriminasi umat Islam, termasuk orang Islam tidak boleh menjadi pegawai kerajaan dan lain-lainnya. Ini telah mencetuskan kemarahan umat Islam di Cina dan penduduk Islam mengadakan pemberontakan di ibu kota negara.

3.      Perkembangan Lembaga-lembaga Islam
Sebelum berdirinya Republik Rakyat Cina ada 42.000 masjid bebarengan dengan sekolah Islam.[9] Masjid-masjid ini ada di seluruh negeri di mana pun Muslim berada. Terdapat juga puluhan ribu imam aktif dalam mendidik rakyat. Ini disebut ahung ada juga imam wanita diantara mereka. Imam-imam itu dididik diempat pusat pengajaran Islam yang besar setingkat universitas al-Azhar di Kairo. Pertama, di Turkestan Timur, di kota Kashgor yang bertindak yang bertindak sebagai pusat penyebaran kebudayaan Islam ke seluruh Cina. Kedua, di Ho Tcheu, di Khansu dimana mahasiswa datang dari penjuru China untuk mempelajari ilmu-ilmu keislaman. Ketiga, institute pendidikan tinggi, di Beijing dan keempat di kota Houai-King di Provinsi Honan yang mempunyai jumlah Muslim terbesar di antara provinsi-provinsi China.
Akhirnya sejak abad ke-19 sejumlah literatur Islam telah dihasilkan oleh Muslim dalam Bahasa China. Penulis Muslim pertama yaitu Liu Chih (1724) dengan risalah tentang kehidupan Nabi. Ia mengajak orang-orang Muslim untuk mengikuti kehidupan teladan Nabi jika ingin menjadi muslim yang baik. Selain itu ada  Wang Tai-Yu (w 1660) dan Yusuf Ma Chu (w 1711) yang menulis tentang keimanan dan filsafat  Islam. Selanjutnya Ma Te-shin menulis tentang hukum, filsafat dan sejarah muslim juga grametika Arab dan retotika. Ia juga sempat menerjemahakan makna Al-Quran ke dalambahasa China, tetapi ia meninggal sebelum menyelesaikan pekerjaannya. Pada pertengahan abad ke-20 seorang China muslim dapat menjadi imam yang terpercaya dan imam dalam bahasanya sendiri. Semua itu berubah selama Republik Rakayat Cina, terutama revolusi kebudayaan.
Setelah tahun 1911, muslim Cina membangun kembali kontak dengan dunia Muslim lainnya, mereka melakukan upaya perbaikan organisasi dan pendidikan dan membawa kembali masa muslim kepada garis ortodoks.[10] Yang paling menonjol, adalah pendirian Organisasi Muslim Cina Progesif di Beijing yang dipimpin oleh Al-Haj Ahound Wang Haonan yang aktivitasnya terpusat pada penyebaran pendidikan Islam, pengajaran bahasa Arab, dan  pembangunan masjid dan sekolah.
Pada 1938, suat organisasi baru Pan Cina Muslim didirikan dibawa pimpinan seorang jenderal angkatan darat muslim. Ia memimpin milisi muslim untuk mempertahankan negaranya dari serbuan Jepang. Organisasi ini juga menerjemahkan Al-Quran ke dalam bahasa Cina dan mengirim ratusan pelajar. Pada 1926 organisasi kebudayaan Muslim Cina dibentuk di Shanghai, dipimpin oleh al-Haj Jalaluddin Hat-Hshing. Peranan organisasi tersebut adalah untuk mengatur pendirian studi Al-Quran (tafsir) dan hadist nabi. Organisasi ini mendirikan banyak sekolah dan perpustakaan dan memberikan beasiswa kepada banyak mahasiswa.

4.      Tantangan Yang dihadapi Muslim
Pada abad ke-19 merupakan abad pemberontakan muslim terus-menerus melawan penindasan.[11] Sejak pembentukan rezim komunis pada 1948, masjid dan sekolah ditutup. Para imam dibunuh dan dipenjarakan. Struktur kekeluargaan muslim dihancurkan dan para anggotanya dibubarkan. Periode 1952-1968. Mirip dengan era Stalin di Uni Soviet, kelaparan buatan diciptakan, penduduk muslim dibubarkan, Masjid telah ditutup dan dirusak diganti dengan club, gudang, gedung bioskop, barak dll. Pengecualian  masjid di Kashgar dan di Tungzu yang terkenal di Beijing. Pengajaran agama mulai dibatasi, sekolah muslim ditutup dan kurikulumnya diganti indoktrinasi komunis, pemimpin muslim disiksa, poster-poster anti-islam dimana-mana, buku keagamaan disita dan juga dibakar.
Islam suku Uighur di Xinjiang mendapatkan perlakuan diskriminatif dari pemerintah. Sering terjadi konflik antara Uighur untuk menghilangkan identitas Muslim Uighur. Propinsi Xinjiang termasuk propinsi yang paling kaya (SDA). Uighur adalah peranakan dari Turki yang mempunyai budaya relatif berbeda. Uighur dijajah Cina sejak 1949. Uighur ingin merdeka dan menjadi negara Turkistan Timur. Konflik pemerintah dengan suku Uighur menjadikan hubungan Cina dan Turki memburuk. Demonstrasi muslim Uighur pada Juli 2009 berakhir dengan penangkapan ribuan muslim dan terbunuhnya ratusan Muslim Uighur (pihak Han juga mengklaim bahwa mayoritas yang terbunuh adalah dari pihak Han). Pemerintah Cina melarang umat Islam melaksanakan sholat jumat, demi keamanan umum pasca kerusuhan di Uighur. Pemerintah menekan Muslim Uighur dengan alasan antirakadikalisme/ terorisme dan juga dengan isu separatism. Saat ini Muslim Uighur adalah minoritas di tanahnaya sendiri. Ada banyak jenis sertifikasi halal yang membuat ragu Muslim Cina.
Beberapa organisasi Muslim di level nasional memperjuangkan hak-hak muslim seperti:
a.       Ternak babi dilarang didaerah mayoritas muslim
b.      Kuburan muslim terpisah
c.       Pendirian institusi untuk pernikahan muslim
d.      Sertifikasi makanan-makanan halal
Mulai banyak orang Cina yang studi Islam di negara-negara Muslim. Khususnya di Timur Tengan Muslim Cina juga mengadakan perjuangan via lembaga-lembaga internasional atas nama HAM.
Mahasiswa dan pegawai negeri sipil di kawasan berpenduduk muslim Cina, Xinjiang, diperintahkan untuk tidak mengikuti ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Sebuah pengumuman yang dipasang di situs-situs pemerintahan, sekolah dan organisasi lokal menyebut larangan itu dibuat untuk melindungi kesehatan murid dan mahasiswa.[12]












C.    KESIMPULAN
Dalam suatu catatan dikatakan bahwa penyebaran Islam di Cina yang masuk melalui wilayah darat dan laut diawali pada abad 7 pada waktu dinasti tang berkuasa (618-907). Pada pertama kalinya, datanglah utusan Khalifah Utsman bin Affan (644-656) di Changan (yang kemudian disebut Xi’an) pada tahun 651. Sejak itu perdagangan Arab dan Persia lalu lalang ke Negeri Cina.
Komunitas muslim Cina bermula hampir bersamaan dengan datangnya Islam. Komunitas itu selama berabad-abad  berikunya melewati masa-masa silih berganti dalam perubahan-perubahan keberuntungan, dari kedudukan berwibawa dan  berkekuatan besar diseluruh negeri kepada periode-periode penganiayaan dan tekanan yang hebat. Selama revolusi kebudayaan mereka melewati periode sejarahnya yang paling buruk.
Di era modern seperti sekarang, Islam cukup berkembang dan mendapat ruang di Cina. Di kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai populasi umat Muslim pun turut berkembang. Demikian dengan masjid-masjid yang semakin ramai jamaah.  Selain sebagai tempat beribadah  ternyata masjid ini sebagai tempat wisata karena bangunannya yang indah dan berciri khas Negara Cina. Kemungkinan kecil pengaruh-pengaruh anti Islam juga masih ada tetapi muslim di Cina semakin meningkat karena perkembangannya yang cukup baik sampai sekarang meski sempat ada pembatasan.








DAFTAR PUSTAKA

Ensiklopedi Geografi: Asia Timur dan Afrika. Jakarta: PT Lentera Abadi. 2007.
Kettani, M. Ali. Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2005.
Mashad, Dhurorudin. Muslim di Cina. Jakarta: Pensil-324. 2006.

Website:
http://lintangsenja28.blogspot.com/2014/02/deskripsinegara-china-a_5.html https://senyumislam.wordpress.com/tag/cina/
http://www.academia.edu/6825632/paper_Sejarah_Peradaban_Islam_negeri_tirai_bambu
http://www.dw.de/cina-larang-muslim-uighur-berpuasa/a-17758906




[1] Kembang Pete, “Profil Lengkap Negara Cina”, dalam http://www.kembangpete.com/2014/08/25/profil-lengkap-negara-china/ (10 Mei 2015)
[2] Lintang Senja, “Deskripsi Negara Cina”, dalam http://lintangsenja28.blogspot.com/2014/02/deskripsinegara-china-a_5.html (10 Mei 2015)

[3] Ensiklopedi Geografi: Asia Timur dan Afrika, Jakarta: PT Lentera Abadi, 2007
[4] Kembang Pete, “Profil Lengkap Negara Cina”, dalam http://www.kembangpete.com/2014/08/25/profil-lengkap-negara-china/ (10 Mei 2015)
[5] Academia, “ Sejarah Peradaban Islam Negeri Tirai Bambu”, dalam http://www.academia.edu/6825632/paper_Sejarah_Peradaban_Islam_negeri_tirai_bambu (13 Mei 2015)
[6] Dhurorudin Mashad, Muslim di Cina, (Jakarta: Pensil-324, 2006), 4
[7] M. Ali Kettani, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), 123
[9] Ibid,. M. Ali Kettani, 141-143
[10] Academia, “ Sejarah Peradaban Islam Negeri Tirai Bambu”, dalam http://www.academia.edu/6825632/paper_Sejarah_Peradaban_Islam_negeri_tirai_bambu (13 Mei 2015)
[11] www.dakwatuna.com (10 Mei 2015)

Selasa, 15 November 2016

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SINEMATOGRAFI



A.    PENDAHULUAN
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah menjadi bagian dari kehidupan umat manusia saat ini. Hampir seluruh aktivitas umat manusia tidak akan terlepas dari peran teknologi informasi. Baik untuk aktivitas pribadi apalagi aktivitas yang berkaitan dengan interaksi antar sesama manusia. Kemajuan TIK dewasa ini telah berkembang begitu pesat. Bahkan kecepatan kemajuan dan perkembangannya dalam bentuk penemuan atau inovasinya jauh melebihi kecepatan atas pemerataan dan implementasi dari produk TIK itu sendiri di masyarakat.
Salah satu dari Teknologi informasi dan komunikasi yaitu berupa Sinematografi. Sejarah perkembangan Sinematografi sebenarnya sudah dimulai sejak manusia menggunakan media visual untuk berkomunikasi. Ditemukannya lukisan-lukisan dalam gua-gua purba telah menunjukkan bahwa sejak ribuan, bahkan jutaan tahun yang lalu manusia sudah mampu menuangkan idenya dalam bentuk gambar. Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada makalah ini mengenai Sejarah dan Perkembangan Sinematografi.

















B.     SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SINEMATOGRAFI
1.      Sinematografi
Sinematografi secara etimologis berasal dari bahasa Latin yaitu; Kinema (gerak), Photos (cahaya), Graphos (lukisan/ tulisan).[1] Jadi sinematografi dapat diartikan sebagai aktivitas melukis gerak dengan bantuan cahaya. Menurut Kamus Ilmiah Serapan Bahasa Indonesia (Aka Kamarulzaman: 2005, 642) Sinematografi diartikan sebagai ilmu dan teknik pembuatan film atau ilmu, teknik, dan seni pengambilan gambar film dengan sinematograf. Sinematograf itu sendiri bararti kamera untuk pengambilan gambar atau shooting, dan alat yang digunakan untuk memperoyeksikan gambar-gambar film. Sedangkan sinema (cinema) diartikan sebagai gambar hidup, film, atau gedung bioskop.  Sinematografi adalah segala perbincangan mengenai sinema ( perfilman ) baik dari estetika, bentuk, fungsi, makna, produksi, proses, maupun penontonnya. Jadi seluk beluk perfilmam dikupas tuntas dalam sinematografi.[2]
Selanjutnya mengenai Sinematografer adalah orang yang bertanggung jawab semua aspek Visual dalam pembuatan sebuah film.[3] Mencakup Interpretasi visual pada skenario, pemilihan jenis Kamera, jenis bahan baku yang akan dipakai, pemilihan lensa, pemilihan jenis filter yang akan dipakai di depan lensa atau di depan lampu, pemilihan lampu dan jenis lampu yang sesuai dengan konsep sutradara dan cerita dalam skenario. Seorang sinematografer juga memutuskan gerak kamera, membuat konsep Visual, membuat floorplan untuk ke efisienan pengambilan gambar. Artinya seorang sinematografer adalah orang yang bertanggung jawab baik secara teknis maupun tidak teknis di semua aspek visual dalam film.
Sinematografer harus mendukung visi dari sutradara dan skenario, karena bagaimanapun yang akan di sampaikan ke pada penonton adalah semua informasi dalam bentuk Visual yang sesuai dengan visi sutradara dan visi skenario walaupun di beberapa kasus, sutradara bisa mengubah jalan cerita dalam skenario demi keindahan bercerita yang sudah merupakan gaya sutradara tersebut.

2.      Sejarah Sinematografi
Film (movie atau cinema) merupakan produk atau buah karya dari kegiatan sinematografi. Film sebagai karya sinematografi merupakan hasil perpaduan antara kemampuan seseorang atau sekelompok orang dalam penguasaan teknologi, olah seni, komunikasi, dan manajemen berorganisasi.
Memasuki dunia perfilman berarti memasuki dunia pemahaman estetik melalui paduan seni akting, fotografi, teknologi optik, komunikasi visual, industri perfilman ide, cita-cita dan imajinasi yamg sangat kompleks. Pemahaman estetik dalam seni (secara luas), bentuk pelaksanaannya merupakan apresiasi. Apresiasi seni merupakan proses sadar yang dilakukan penghayatan dalam menghadapi karya seni (termasuk film). Apresiasi tidak identik dengan penikmatan, karena mengapresiasi adalah proses untuk menafsirkan sebuah makna yang terkandung dalam sebuah karya seni.
Sinematografi adalah salah satu upaya manusia untuk menggambarkan kepada orang lain, melalui penggunaan teknik yang menggabungkan gambar gerak dan teks, dunia dan pesan tersebut mengalihkan karena ini dipahami oleh seniman. Dengan sinematografi panjang, satu hari ini menjelaskan disiplin membuat pilihan pencahayaan dan kamera saat merekam gambar foto untuk digunakan bioskop. Berdasarkan dua kata Yunani, sinematografi etimologis berarti "menulis dalam gerakan" dan diperkenalkan sebagai teknik baru untuk merekam gambar orang dan benda-benda saat mereka bergerak dan proyek mereka pada jenis layar. Dikombinasikan dengan patung, lukisan, tari, arsitektur, musik, dan sastra, sinematografi saat ini dianggap menjadi seni ketujuh.
Hal ini sangat sulit bagi seorang peneliti untuk menemukan dan menentukan individu yang bisa diberi nama "bapak" sinematografi, menerima bahwa kata melambangkan suatu teknik yang digunakan untuk pembuatan gambar gerak. Tapi, jelas bahwa manusia telah bereksperimen, sangat awal dalam sejarah manusia, dengan metode yang berbeda yang akan memungkinkan dia untuk merekam gerakan gambar. Sangat erat kaitannya dengan masih fotografi, yang telah menjadi katalis untuk perkembangan sinematografi sejak pertengahan abad ke-19, teknik yang akan memungkinkan gambar yang akan direkam sementara di gerak telah dipelajari secara ekstensif. Salah satu upaya pertama untuk menganalisis unsur gerakan dengan bantuan mesin foto dibuat oleh Edward Muybridge fotografer Inggris pada tahun 1878. Setelah berhasil mengembangkan metode baru menghasilkan gambar foto berturut-turut, ia mencatat gerakan kuda berjalan. Melalui film yang diproduksi, ia berhasil membuktikan bahwa ada contoh ketika kuda sedang berjalan yang tidak ada kakinya menyentuh tanah. Sekitar sama periode, fisikawan Perancis Etienne Mare berhasil menangkap, juga dengan menggunakan mesin foto yang bisa merekam 12 gambar per detik, gerakan burung terbang.
Berdasarkan perkembangan awal 1880-an dalam mengungkap gambar pada elemen peka cahaya, dihubungkan dengan pionir seperti Thomas Edison dan Lumiere bersaudara antara lain, bentuk seni baru film memperkenalkan jenis baru estetika yang menangkap perhatian orang yang ingin mengeksplorasi aplikasi dan menciptakan karya seni. Salah satu yang pertama cinematographers yang memutuskan untuk memeriksa dimensi gambar bergerak adalah Maries-George-Perancis Jean Mlis yang menjadi salah satu direktur bioskop pertama. Dengan, Trip filmnya ke Bulan (Le pelayaran dans la lune) pada tahun 1901, ia menciptakan sebuah cerita fantastis perjalanan ke bulan menggunakan gambar gerak. Dia juga salah satu yang memperkenalkan teknik pewarnaan dalam film oleh setiap lukisan salah satu frame dengan tangan.
Selama tahap bayi gambar gerak, sinematografer itu peran ganda, bertindak sebagai direktur dan orang yang memegang dan memindahkan kamera. Seperti tahun-tahun disisipkan, bentuk seni baru dikembangkan lebih lanjut oleh alat-alat teknologi baru yang diperkenalkan. Baru art terkait profesi muncul dan karena kemampuannya bioskop untuk menangkap perhatian besar penonton di seluruh dunia, dengan menarik lebih dari satu panca indera, sinematografi muncul untuk apa yang dikenal hari ini sebagai industri multi-miliar dolar dan salah satu bentuk seni favorit di dunia.

3.      Perkembangan Sinematografi
Seorang Sinematografer yang baik harus juga mengenal dengan baik atau memahami alat yang akan dipakai dalam pembuatan sebuah film. Karena Kamera hanyalah “alat Bantu” atau Tools saja maka seperti alat Bantu yang lainnya juga kita sebagai Sinematografer yang memindahkan semua ilmu dan pengetahuan kita lewat kamera tersebut. Artinya kamera harus menuruti kemauan kita yang sudah menjadi visi sutradara dan visi cerita atau skenario.
Untuk memahami kamera kita harus membaca buku prtunjuk dari setiap kamera yang akan kita gunakan karena setiap industri kamera mempunyai tekhnologinya sendiri-sendiri. Pada prinsipnya semua kamera sama dan hanyalah alat Bantu kita mewujudkan gambar yang sesuai dengan yang di inginkan akan tetapi alangkah baiknya jika pengguna sudah memahami kamera tersebut secara teknis dalam petunjuk di bukunya (manual book).
Pada masa sekarang kamera secara garis besar terbagi dalam tiga jenis dilihat dari penggunaan bahan baku. Yaitu:
a.      Motion Picture Camera atau kamera dengan bahan baku seluloid baik 35 mm/16mm. Contoh kamera: Arriflex 435 Xtreme – 35 mm camera
b.      Video Camera atau kamera dengan bahan baku video tape. Contoh kamera: Sony HDV Video Camcorder
c.       Digital camera atau kamera dengan bahan baku digital/tapeless. Biasanya menggunakan CF card atau SD card bisa juga dengan cakram seperti DVD. Contoh kamera: Sony EX3 – Digital Camcorder.

v  Teknologi Film Seluloide
a.       Tahun 1864 film masih merupakan embrio. Film sebagai embrio merupakan gabungan dari penemuan: teknologi mekanik, kimia, dan optik (lensa photografi). Para pelopornya antara lain; Louis Ducos du Houron, Leonardo da Vinci, Thomas Alfa Edison.
b.      Thomas Alfa Edison berhasil menciptakan sebuah alat kinetoscope atau kotak berisi rangkaian gambar bergerak yang cara pengoperasiannya dengan mengintip melalui lubang kecil pada salah satu sisinya.
c.       Auguste & Louis Lumiere (Lumiere bersaudara) berhasil menciptakan Cinematographe yaitu kamera film seluloide yang juga berfungsi sebagai proyektor. Alat ini hasil modifikasi dari alat ciptaan Thomas Alfa Edison yaitu Cinematographe. Hal ini menandai dimulainya era pertunjukan film untuk orang banyak.
d.      Tanggal 28 Desember 1895 pertama kali di dunia puluhan orang berada dalam satu ruangan guna menonton film yang diproyeksikan ke sebuah layar lebar. Lumiere bersaudara menyewa Grand Cafe sebuah ruangan bilyard tua di bawah tanah di Boulevard Des Capucines Paris yang kemudian dikenal sebagai ruang bioskop pertama di dunia.
e.       Gedung Bioscope I di Amerika disebut Nickel-odeon. Artinya (5 sen dolar – Arena pertunjukan). Tahun 1907 Leede Forest menemukan Audion (tabung triode elektron) sebagai pelengkap peralatan proyektor.
f.       Tahun 1926 Film berwarna (bisu) pertama berjudul Black Pirate dengan sistem technicolour-trademark. Dalam era film bisu, pertunjukan film umumnya diiringi musik secara langsung (live music performance). Jadi sebenarnya film itu disajikan dengan suara, tidak sepenuhnya hening.
g.       Tahun 1927 dibuat film bersuara (backsound) berjudul “Don Juan”. Film real audio pertama berjudul “The Jazz Singer” (Sutradara: Alan Crosland, 1927, hitam putih) dengan pemeran Al Johnson sutrada Alan Crosland. Inilah film pertama di dunia yang menyajikan secara lengkap musik, dialog dan nyanyian.
h.      Film cerita panjang pertama di dunia yang dibuat dengan sistem Technicolor adalah Black Pirate (Sutradara: Albert Parker, 1928, bisu) Technocolor kemudian berkembang menjadi merk dagang dan digunakan sebagian besar film berwarna sesudahnya. Dalam tahun 1920-1930 an film “bicara” belum tentu berwarna dan sebaliknya.
i.        Film “bicara” pertama di Indonesia adalah “Terpakasa Menikah” (Sutradara, Penanata Fotografi dan Suara: G. Krugners, 1932). Film itu dipromosikan sebagai berikut: “100% bitjara dan njanji, lebih terang, bagoes, kocak dan ramai dari Njai Dasima.....”
j.        Tahun 1952 menandai awal produksi film berwarna pertama di Indonesia Rodrigo de Villa (Sutradara Gregorio Fernandez, Rempo Urip) seluruhnya dikerjakan di Studio LVN Manila Filipina. Mulai tahun 1968 baru muncul “musim warna” dalam produksi film Indonesia, semua film diproduksi dengan full color hingga sekarang.
v  Era Teknologi Video
Teknologi produksi film telah berkembang pesat hingga saat ini. Ditemukannya pita video tahun 1970-an telah mengungguli film dari segi kemudahan pembuatan (biaya produksi) sekaligus penyajiannya. Video dapat merekam gambar dan suara sekaligus, sedangkan film seluloide hanya dapat merekam gambar. Untuk merekam suara pada film seluloide digunakan medium rekam lain semisal DAT (digital audio tape) secara terpisah.
Kelebihan lainnya adalah bobot kamera video yang relatif lebih ringan dan mudah dioperasikan. Orang tidak harus mahir mengoperasikan kamera film atau kamera video profesional (yang besar dan berat). Saat ini, hanya dengan kamera handycam sebuah produk film bisa dengan mudah diciptakan.
Ada tiga jenis kamera video sebagai alat perekam. Masing-masing tipe menggunakan bahan perekam yang berbasis pita (kaset) video dengan kualitas yang berbeda, yaitu: Pada teknologi video, dikenal dua format yang sudah menjadi standar internasional yaitu format PAL dan format NTSC. Kedua format ini tidak kompatible satu sama lain sebab satuan frame tiap detiknya (frame per second/fps) berbeda. Format NTSC jumlah frame tiap detiknya antara 29-30 sedangkan format PAL jumlah frame tiap detiknya 25 buah. Hal ini harus diperhatikan terutama pada saat akan mengeditnya maupun menayangkannya dalam player tertentu, di mana tidak semua perangkat elektronik kompatible satu format dengan format lainnya.
v  Era Teknologi Digital
Pada saat ini hampir semua produk media elektronik sudah menggunakan sistem teknologi digital, demikian halnya dengan produk kamera video. Digitalisasi kamera video yaitu proses mengubah sinyal gambar yang ditangkap lensa menjadi kode binner (pasangan angka 0 dan 1 yang membangun sistem komputer seluruh dunia). Bahan perekam film yang digunakan tidak lagi menggunakan pita kaset video tapi sudah dalam bentuk piringan cakram optik dalam format CD, DVD, atau dalam bentuk stick/ disk memory hingga hardisk. Format file out put video yang dihasilkan tidak hanya dalam bentuk .avi dan .dat, tapi sudah berkembang secara variatif diantaranya .mpg1, mpg2, mov, flv, dan sebagainya.
Pada era digital ini, proses pengambilan (perekaman) gambar dan suara video tidak selalu menggunakan kamera video shooting tetapi cukup melalui pesawat handphone atau digital kamera foto yang memiliki fasilitas kamera video, juga bisa menggunakan kamera web (webcam), kamera tersembunyi (hidden camera) dalam bentuk kamera CCTV, kancing baju, bollpoint, bross, dan sebagainya. 




C.    KESIMPULAN
Sinematografi secara etimologis berasal dari bahasa Latin yaitu; Kinema (gerak), Photos (cahaya), Graphos (lukisan/ tulisan). Jadi sinematografi dapat diartikan sebagai aktivitas melukis gerak dengan bantuan cahaya. Menurut Kamus Ilmiah Serapan Bahasa Indonesia (Aka Kamarulzaman: 2005, 642) Sinematografi diartikan sebagai ilmu dan teknik pembuatan film atau ilmu, teknik, dan seni pengambilan gambar film dengan sinematograf. Sinematograf itu sendiri bararti kamera untuk pengambilan gambar atau shooting, dan alat yang digunakan untuk memperoyeksikan gambar-gambar film. Sedangkan sinema (cinema) diartikan sebagai gambar hidup, film, atau gedung bioskop. Film (movie atau cinema) merupakan produk atau buah karya dari kegiatan sinematografi. Film sebagai karya sinematografi merupakan hasil perpaduan antara kemampuan seseorang atau sekelompok orang dalam penguasaan teknologi, olah seni, komunikasi, dan manajemen berorganisasi.
Sejarah perkembangan Sinematografi sebenarnya sudah dimulai sejak manusia menggunakan media visual untuk berkomunikasi. Ditemukannya lukisan-lukisan dalam gua-gua purba telah menunjukkan bahwa sejak ribuan, bahkan jutaan tahun yang lalu manusia sudah mampu menuangkan idenya dalam bentuk gambar. perkembangan sinematografi ada sejak pertengahan abad ke-19. Salah satu upaya pertama untuk menganalisis unsur gerakan dengan bantuan mesin foto dibuat oleh Edward Muybridge fotografer Inggris pada tahun 1878. Kemudian pada awal 1880-an muncul pengungkapan gambar pada elemen peka cahaya, dihubungkan dengan pionir seperti Thomas Edison dan Lumiere bersaudara antara lain, bentuk seni baru film memperkenalkan jenis baru estetika yang menangkap perhatian orang yang ingin mengeksplorasi aplikasi dan menciptakan karya seni. Diatas juga dijelaskan Perkembangan sinematografi terbagi menjadi 3 era yaitu era teknologi film seluloide, era teknologi video, dan era teknologi digital.







DAFTAR PUSTAKA