Minggu, 12 Februari 2017

GERAK DALAM SEJARAH



A.    PENDAHULUAN
Sejarah bukan semata-mata rangkaian fakta belaka, tetapi sejarah adalah sebuah cerita. Tentunya timbullah pertanyaan “ Cerita yang bagaimana?, dimanakah letak perbedaannya dengan cerita sastra?“. Cerita sejarah melukiskan segala sesuatu dengan bersahaja, yaitu tidak menyebut sebab-sebab mutlak atau sebab-sebab yang pasti. Hanya rangkaian peristiwa yang saling dihubungkan dengan menunjukkan sangkut pautnya.
Sering kita merasa tidak puas dengan sebuah pemaparan dan penjelasan mengenai proses sejarah seperti yang terjadi, kita juga ingin memberikan suatu arti kepada masa silam itu, sehingga aktivitas manusia pada masa silam itu memperoleh suatu makna. Selanjutnya, Filsafat Sejarah Kontemplatif pun menaruh perhatian terhadap pembahasan untuk membatasi pola-pola gerak yang diikuti sejarah dalam perjalanannya dan meneliti tentang faktor-faktor yang membuat timbulnya suatu pola tertentu dalam gerak sejarah.[1] Langkah ini mereka lakukan lewat penyingkapan hukum-hukum umum yang mendominasi gerak itu, disamping perhatian para pengkaji itu untuk menemukan makna gerak itu. Terkadang ada yang berpendapat bahwa makna gerak itu berkembang ke arah kebebasan, keadilan, perealisasian kehendak tuhan, kemajuan ke arah penegakan kehendak manusia, dan sebagainya. Selanjutnya, dalam makalah kami ini akan dikonsentrasikan pada persoalan gerak dalam sejarah.
 
B.     GERAK DALAM SEJARAH
1.      Pengertian Gerak Sejarah
Gerak sejarah adalah suatu alur yang menggambarkan bagaimana jalannya proses sejarah, yakni berupa suatu pola kejadian dalam berbagai peristiwa kehidupan manusia.[2] Sudah sejak lama bahwa sejarah dianalogikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari mengenai masa lalu. Pendapat ini tidak sepenuhnya salah, tetapi juga sebenarnya sejarah tidaklah sepenuhnya seperti itu.Sejarah menjadi sangat menarik karena di dalamnya terdapat banyak hal yang justru tidak dimiliki oleh kehidupan bangsa pada saat ini. Sejarah bukan hanya membicarakan masa lalu, akan tetapi sejarah memiliki sebuah esensi dimana sejarah mampu memberikan fakta dan pemahaman kepada generasi saat ini untuk melihat apa yang telah dibuat oleh generasi pendahulunya.

2.      Teori Gerak Sejarah
Dalam membicarakan perkembangan sejarah manusia, berbagai pandangan mencoba untuk memberikan gambaran. Umumnya kita mengenal pembagian teori gerak sejarah dalam 3 pola gerak, antara lain sebagai berikut:
a.      Teori Siklus
Sejarah bergerak dalam daur kultural, baik daur itu saling terputus atau saling berjalinan dan berulang kembali (berbentuk siklus).[3] Para penganut teori ini mengemukakan  bahwa perjalanan kehidupan manusia akan terperangkap kedalam sebuah lingkaran sejarah. Tidak mengherankan  jika kemudian muncul pepatah Perancis mengenai sejarah: histoire se repete “sejarah akan berulang kembali”.
Dengan dasar diatas kita dapat membayangkan perkembangan peradaban manusia itu sebagai suatu pola yang tetap, seperti ayunan abadi dan lingkaran tertutup itu hanyalah bersifat relatif dan tidak mutlak. Dalam pola ayunan abadi dan melingkar ini tidak ada titik awal dan akhir dari sejarah.. adanya hal demikian memunculkan hukum siklus yang berarti bahwa setiap kejadian atau peristiwa tentu akan terulang. Oleh sebab itu, terdapatlah dalil “di dunia tidak terdapat sesuatu (peristiwa) yang baru, segala sesuatu tentu berulang menurut siklus”.[4]
Dari bagan diatas dapat kita fahami sejarah itu secara tidak sadar beranggapan bahwa dunia ini mengalami perubahan seperti sebuah roda yang berputar.[5] Demikian juga tatkala kita mengamati perubahan sejarah kehidupan manusia. Mula-mula diawali dengan kecil, tumbuh, berkembang, mencapai puncak, kemudian mengalami kemunduran.
Gagasan Pokok tentang teori siklus ini dapat dibuat tabel sebagai berikut:[6]
No
Unsur
Penjelasan
1
Nama Lain
Teori Biologis, Teori lingkar abadi (eternal return)
2
Konsep
Sejarah bergerak melingkar, setiap peristiwa sejarah akan selalu  berulang kembali
3
Jargon
I’Histoire se repete
4
Dasar Pemikiran
Kebudayaan manusia dipandang seperti living organism, tumbuh, berkembang dan jatuh.

b.      Teori Linier
Sejarah digambarkan dalam perkembangan yang sangat oportunitas bahwa peradaban manusia berkembang secara linear (garis lurus).[7] Asumsi dari pemikiran ini adalah peradaban manusia itu akan bertambah maju bersama waktu tanpa suatu akhir. Dasar asumsi ini, seperti yang dikemukakan oleh August Comte (1798-1857) dan Herber Spencer (1820-1903), adalah kepercayaan terhadap kesempurnaan kemampuan manusia yang tidak terbatas, kecuali usia bumi tempat manusia hidup.
Sejarah menunjukkan bahwa perkembangan sejarah manusia dari waktu ke waktu mengalami perkembangan.[8] Kita yang tinggal di Indonesia setidaknya memiliki beberapa babakan waktu perkembangan masyarakat, yaitu masyarakat pra sejarah, masyarakat agraris, masyarakat industri dan masyarakat informasi dan komunikasi.
Dalam masyarakat prasejarah dideskripsikan sebagai masyarakat kebudayaannya masih sederhana. Mereka hidup menggantungkan dari apa yang disediakan oleh alam. Sehingga mereka dicirikan sebagai masyarakat yang nomaden atau berpindah-pindah. Mereka juga dicirikan sebagai masyarakt yang hidup di goa-goa. Seiring dengan perkembangan kreativitas dan pendayagunaan akal pikiran, manusia mulai mengenal cara bercocok tanam atau bertani. Berkembanglah masyarakat agraris. Mereka mengembangkan berbagai alat-alat pertanian dan teknologi pengairan karena itu biasanya masyarakat seperti ini tidak berpindah-pindah disebabkan kebutuhan pokok mereka dapat dipenuhi dari hasil pertaniannya.
Dari masyarakat agraris berkembang masyarakat industri yang dicirikan adanya masifikasi produksi akibat berkembangmya teknologi industri. Dalam masyarakat industri ini  tereksplorasi yang luar biasa terhadap, tenaga manusia digantikan dengan mesin-mesin. Akibat positifnya kebudayaan manusia dapat dipenuhui meskipun dalam beberapa hal menimbulkan dampak negatif., seperti kerusakan sumber daya alam, polusi, dan semakin tersingkirnya tenaga manusia akibat digantikan oleh mesin.
Pada masa kini, peradaban memasuki era baru yaitu era masyarakat informasi dan telekomunikasi yang dicirikan dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini terjadi berkat kecanggihan kreativitas manusia dalam memproduksi teknologi computer, satelit, dan teknologi komunikasi. Kondisi inilah yang kemudian membawa masyarakat saat ini menjadi masyarakat global.
 
Dapat digambarkan bentuknya sebagai berikut:
Beberapa konsep perkembangan sejarah secara progressive dapat dideskripsikan secara singkat sebagaimana pada tabel berikut:[9]
No
Unsur
Penjelasan
1
Nama Lain
Theory Progress
2
Konsep
Sejarah digambarkan sebagai proses perkembangan menuju kepada kondisi yang lebih sempurna
3
Jargon
The Idea of Progress
4
Dasar Pemikiran
Pemikiran teologis dalam sejarah bahwa manusia adalah makhluk penebus kesalahan menuju kearah yang lebih baik , peningkatan nilai-nilai kemanusiaan.

c.       Teori Spiral
Teori ini sebenarnya ingin menggabungkan dua teori sebelumnya. Secara sederhana, teori ini menjelaskan bahwa perjalanan sejarah manusia tentunya akan terjadi pergantian rezim dari waktu ke waktu (mengalami siklus), tetapi rezim baru yang menggantikannya tentu tidak berangkat dari titik nol dalam bidang kemajuan peradabannya.
Seperti di Indonesia, misalnya dalam rezim orde lama bersiklus lahir, tumbuh, puncak dan runtuh. Dan kemudian diteruskan oleh orde baru yang mengalami siklus yang sama sehingga akhirnya digantikan ole orde reformasi. Ketika orde baru lahir, tentu orde baru ini tidak mulai perkembangannya dari nol. Namun, masih mengambil beberapa produk atau capaian-capaian yang dihasilkan pada masa orde lama.
Beberapa konsep perkembangan sejarah menurut teori spiral dapat dideskripsikan secara singkat sebagaimana pada tabel berikut:
No
Unsur
Penjelasan
1
Nama Lain
Progressive philosophical viempoint of history, Teori evolusi sejarah.
2
Konsep
Sejarah itu memang berulang terus, tapi perulangan itu dalam lingkaran spiral yang meningkat dan menuju pada kondisi yang lebih sempurna.
3
Jargon
The Idea of Progress
4
Dasar Pemikiran
Sejarah adalah perjuangan manusia menuju kemajuan. Kemajuan itu tidak dapat menafikkan kepada peristiwa sejarah dimasa lampau.

 C.    KESIMPULAN
Pada umumnya kita mengenal pembagian teori gerak sejarah dalam tiga pola gerak antara lain sebagai berikut:.
1.      Teori siklus yang menjelaskan bahwa adanya peradaban itu dimulai dari lahir, berkembang, mencapai puncak, kemunduran dan diakhiri oleh kematian yang terlingkar dalam satu lingkaran siklus.
2.      Teori linier. Dalam teori linier menunjukkan bahwa adanya sebuah peradaban itu mengalami perkembangan dari waktu kewaktu yang memiliki beberapa babakan waktu perkembangan masyarakat seperti sebuah anak tangga yang memiliki tahapan-tahapan untuk memperoleh sebuah peradaban yang lebih maju.
3.      Teori spiral. Yang menjelaskan bahwa perjalanan sebuah sejarah atau peradaban akan terjadi pergantian rezim dari waktu kewaktu tetapi rezim baru yang menggantikannya tidak berangkat dari titik nol dalam bidang kemajuan peradabannya.

  DAFTAR PUSTAKA
Ali, R. Moh. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Bandung: -. 1961
Biyanto. Teori Siklus Peradaban: Perspektif Ibnu Khaldun. Surabaya: LPAM. 2004.
Esha, Muhammad in’am. Percikan Filsafat Sejarah Dan Peradaban Islam. Malang: UIN Maliki Press. 2011.
Referensi Web:



[1] Mumuh Muhsin Z, “Pola Gerak Sejarah” dalam http://mumuhmz.wordpress.com/2011/09/21/pola-gerak-sejarah/ (29 September 2014)
[2] http://ipsb2011.wordpress.com/2012/05/07/gerak-sejarah/ diunduh oleh Nia Susanti pada tanggal 1 Oktober 2014
[3] Biyanto, Teori Siklus Peradaban: Perspektif Ibnu Khaldun, (Surabaya: Lembaga Pengkajian Agama dan Masyarakat (LPAM), 2004), 18.
[4] R. Moh. Ali, Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, (Bandung: -, 1961), 81.
[5] Muhammad In’am Esha, Percikan Filsafat Sejarah dan Peradaban Islam, (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2011), 23.
[6] Ibid, Muhammad In’am Esha, 24.
[7] Ibid, Biyanto, 18.
[8] Ibid, Muhammad In’am Esha 24
[9] Ibid, Muhammad In’am Esha, 26.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar